Bukittinggi--Saat awak media mengunjungi Lapas kelas IIA Bukittinggi, mungkin dahulu membayangkan sangat mencekam dan menakutkan.
Begitu masuk melalui pintu gerbang yang dijaga para staff yang santun dan melihat suasana didalamnya, kita malah mengira ini adalah sebuah suasana cafe dan didalamnya kita disuguhi kopi hangat dan cemilan yang menambah hangatnya suasana di Lapas kelas IIA ini.
Dalam kunjungan kami, kita bertemu dengan Kalapas kelas IIA Bukitttinggi Marten, Bc, IP. SH, pada Selasa (14/03), dan kita diajak berkeliling Lapas dengan didampingi Pak Fas sebagai Kabid Kegiatan Kerja (Kaja) dan Rifat staff Kaja.
"Kita bisa lihat bagaimana dapur kami, kami memasak nasi dengan memakai steamer dengan 3 kg beras dan beras kami juga beras pilihan dan menu kami selalu berganti biar seimbang, " ujar Marten.
Ditambahkan Marten, menu hari ini gulai daging dan tahu, dan juru masak kami memasak 3 kali sehari pagi , siang, sore, dengan menu yang berbeda-beda.
Kebetulan untuk saat ini Lapas Kelas IIA melaksanakan hari bakti Pemasyarakatan (HBP) dengan menggelar berbagai kegiatan seperti Olahraga Sepakbola, Volley, Futsal , dll dan juga MTQ.
Seni dan budaya serta olahraga tampak sangat jelas terlihat bagaimana warga binaan lapas aktif dalam berolahraga yang setiap sore digelar, dan ada juga seni pahat dan seni membuat pengeras suara serta tanam cabai, bawang dll.
"Ini menggambarkan upaya pembinaan kepada para narapidana di dalam lapas yang tidak menyeramkan dan tidak mencekam seperti pandangan masyarakat pada umumnya, " ungkap Marten.
Diterangkannya, siapa saja yang datang ke lapas ini kita pers
ilahkan jika kami menyampaikan kepada masyarakat masyarakat belum tentu mau menerima pernyataan kami.
"Tempat ibadah kami siapkan, dan bagaimana mereka saling peduli, kami juga ada mendatangkan persatuan Da'i dari kota Bukittinggi dan mendatangkan penyuluh - penyuluh Agama dari Kemenag kota Bukittinggi untuk membina mereka, " imbuhnya.
Diisamping itu juga jika kita merasa mampu untuk memberikan ilmunya dan kita saling berbagi ada juga yang jadi da'i dari kita sehingga saling berbagi ilmu yang dia miliki.
Lapas merupakan jembatan yang akan mengantarkan para narapidana untuk dapat kembali diterima di masyarakat serta mampu memberikan kontribusi positif sesuai dengan potensi masing-masing, yang digali selama proses pembinaan.
Tiga kunci utama apabila para.narapidana keluar dari Lapas peran dari keluarga, masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk bisa menerima mereka dengan fikiran yang positif.(LindaFang).