Bukittinggi--Puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berjualan di sepanjang Pedestrian Jam Gadang sangatlah antusias menjajakan dagangannya pada Minggu (12/02).
Ratusan pengunjung yang berkunjung ke wilayah kota Bukittinggi pun tak ketinggalan ikut melihat-lihat keindahan dan kesejukan kota Bukittinggi.
Saat diwawancarai salah satu pedagang kerupuk kuah, Ayu mengatakan bahwa sebelumnya ia berjualan di Jam Gadang ini seringkali dikejar-kejar petugas Satpol PP dan sering kali tekor
Kini setelah ada "gerobak" dan pakaian seragam hitam-hitam yang telah diwajibkan Pemko Bukittinggi, jualannya meningkat drastis, dan mereka sangat bersemangat.
"Mudah-mudahan pada periode mendatang Bapak Walikota Erman Safar terpilih kembali menjadi Walikota kami, pembela rakyat kecil, harap Ayu.
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar mengatakan, pakaian adat itu sebagai langkah menambah kesadaran pedagang dalam menjaga ketertiban umum. Khususnya di Pasar Atas dan kawasan Jam Gadang.
“Ini untuk kebaikan Kota Bukittinggi di sektor perdagangan dan pariwisata. Pemko tidak melarang masyarakat untuk berdagang, tapi harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan, ” kata Erman Safar.
Seperti kita ketahui dalam aturan Pemerintah Kota Bukittinggi, pedagang laki-laki mengenakan baju taluak balango hitam, celana batik dan deta. Sedangkan pedagang perempuan memakai baju kurung hitam. Pedagang juga dibekali tanda pengenal resmi yang dikeluarkan Pemko Bukittinggi.
“Alhamdulillah pedagang sudah mulai berbenah. Aturan ini untuk membedakan pedagang resmi dengan pedagang baru, ” ujarnya.
Ditambahkan Wako, penataan ini demi kebaikan semua pihak. Pedagang bisa beraktivitas, wisatawan nyaman datang ke Bukittinggi.
“Jika wisatawan nyaman, pastinya kunjungan meningkat. Dampaknya pasti perekonomian masyarakat dan pedagang ikut meningkat, ” pungkasnya.
(Fang).