Bukittinggi-Pemko Bukittinggi yang diwakili Wakil Wali Kota (Wawako) Bukittinggi Marfendi menyampaikan jika pemerintah telah melakukan diskusi dengan pihak-pihak terkait.
Hal ini terkait kegiatan road race di badan jalan yang merenggut korban jiwa pada pekan lalu.
Menurut Marfendi, dulunya kegiatan road race di kawasan Lapangan Kantin Bukittinggi ini telah dilarang, karena sebelumnya juga telah memakan korban.
Pembalap Meninggal saat Road Race di Bukittinggi, Ini Kata Praktisi Hukum
“Nah ternyata kemarin kejadian lagi. Saya telpon semua, kita sudah sepakat road race dihentikan, ” tegas Marfendi saat di kampus Universitas Fort de Kock, Sabtu 7 Oktober 2023.
Menurutnya, pemerintah akan berusaha mencari jalan alternatif untuk menyalurkan hobi generasi muda.
“Lapangan di kawasan Lapangan Kantin itu tidak standar untuk road race. Kalau ingin, kita cari tempat lain, ” ujarnya.
Marfendi menyebut, lapangan Pacuan Kuda di areal dalamnya bisa di buat arena road race dan penonton pun bisa melihatnya dari jauh.
“Tapi itu ada masalah lain lagi. Itu tanahnya kan bukan tanah Pemko. Berbagi dua lagi dengan Agam, ” jelasnya.
Tapi kalau semuanya sudah sepakat, lanjut Marfendi, Pemko bisa saja mengajukan ke pusat atau provinsi, agar membenahi lapangan tersebut.
“Mau gak mau juga, peminat road race itu banyak, yang hobi itu banyak, tinggal safety nya bagaimana, ” pungkas Marfendi.
Sebelumnya, seorang pembalap berinisial MP (22) asal Canduang, Agam meninggal dunia ketika mengikuti roadrace, Minggu 1 Oktober 2023.
Saat kejadian, MP tampil di Race kelas Matic Pemula 110 CC dan terlibat kecelakaan antara pembalap.
Usai kecelakaan, korban tak sadarkan diri dan dibawa ke IGD Rumah Sakit Tentara (RST). Korban yang kritis kemudian di rujuk ke RSOMH.
Sesampai di RSOMH, korban sempat menjalani perawatan sebelum akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 12.15 WIB.
Korban tidak terselamatkan dan meninggal dunia dengan analisa mengalami fraktur pada bagian kepala.
Atas kejadian itu, warga ramai-ramai di media sosial menolak ajang road race ini di kawasan Lapangan Kantin Bukittinggi.
Tak hanya itu, berbagai kalangan lainnya, mulai dari praktisi pariwisata hingga aktivis juga menolak ajang road race di kawasan Lapangan Kantin.
Mereka menilai, jalanan di kawasan Lapangan Kantin sangat tidak layak untuk dijadikan arena balapan.(*)